Monday, November 4, 2013

ada cinta di ujian akhir

Hari pertama Ujian akhir sekolah. Nila berangkat dari rumah dengan segala persiapannya menyambut ujian. Tas, sepatu, alat tulis, udah dia siapkan sejak malam. Nampaknya, Nila sangat optimis bisa berhasil menaklukan ujian kali ini. Yea, semangat yang bagus. Sarapan pagi sudah menjadi kebiasaannya sebelum berangkat sekolah. Ibunya selalu berpesan kalau dia harus sarapan, gak boleh lupa.” Amanat ibu harus dijalanin, nasehat ibu selalu benar” gumamnya dengan cermin di depannya. Kebetulan dia sedang ngaca di depan cermin, alias berdandan.

“ Pukul 6.I5 Wib, semuanya sudah siap. Capcus berangkat”..dia berangkat ke Sekolah.
“ SMP N I Wonori I’m coming” dengan semangat dan penuh harap mampu mengerjakan ujiannya. Hari masih pagi. Belum nampak siswa smp berangkat sekolah. Maklum cuacanya lumayan mendung. Masih enak buat tidur. Tak jarang dari mereka yang berangakat pagi kaya Nila. Udara pagi menusuk kulitnya. anginpun tak enggan-enggan menggroyok matanya. Rasa pedih akibat sambaran angin tak dapat dielakakkan lagi.

“efek akibat berangkat pagi ya kaya gini, tapi  enaknya banyak, masih sejuk udaranya buat pikiran refresh kembali. “ Nila yang lagi senyum-senyum membayangkan indahnya alam ini.
Dari kejauhan, nampak  dua orang cowo SMA sedang menunggu  angkot di pertigaan jalan raya. Wajah mereka kurang jelas dan hanya nampak bentuk tubuhnya. Efek kabut pagi yang sungguh tebal.

“ Sepertinya aku menengenali sosok mereka, Hmm .siapa yaa?” Gumamnya.
Nila semakin mendekatti mereka. Wow, ternyata, dua cowo itu tetangganya. Mereka anak SMA. Namanya Akhmad dan Fauzi.

“ Oh  my God. Ada Fauzi.Aduh aku malu” Ucap Nila dengan wajah yang udah salah tingkah banget.
Fauzi itu cowo yang tiap hari ngejar-ngejar nila, udah lama banget mendekatinya. Terhitung semenjak lulus SD sampai SMP, sekitar tiga tahunan lebih dia memendam rasa kepada Nila. awalnya tak ada yang tau hal ini, tapi lama-kalamaan gosip pun menyebar seantero desa.  Dari yang masih SD sampai emak-emak tahu tentang kisah mereka. Gawat darurat banget.
Iya, kalo Nila suka, dia gak suka sama sekali. Ngelihat orangnya udah keburu gak mood. Harus Gimana lagi, dia tetangganya, ya mau gak mau harus tetep jalin silaturrahmi.
Kini, Nila benar-benar kebingungan dan terpenjara  batinnya menyapa atau cuek. Pergulatan batinnya tak kalah ikut ambil andil dalam memikirkan ini.  Kata Cuek pun dipilihnya.
Sembari menahan saltingnya dia kayuh sepedanya dengan agak cepat. Tapi, apa yang terjadi, si Ahmad melihatnya.

“ Hey, Nila sombong banget.Ini dicariin Fauzi. Katanya salam kangen.” Seru akhmad sambil ngledek Nila.

Tak segan-segan wajah nila pun semakin memerah. Sempat ngeliahat wajahnya Fauzi. Dia menatap Nila dengan wajah yang penuh harapan. Harapan agar nila mau membuka hatinya.
Nila menatap Akhmad dan membalas ledekan itu dengan senyuman. Akhrnya dnegan perjuangan yang hebat, dia berhasil melewati masa-masa bertemu Fauxi.

“ Untunglah, cobaaan itu sudah kulewati. Kini , aku bisa menikamati indahnya mentaripagi lagi.” Ucap nila dengan  wajah merah merona dan bahagia. Bersepeda sambil menikmati indahnya pagi di pedesaan. Sesuatu yang berharga dan patut disyukuri. Ungkapan rasa syukur tak segan-segan ia lontarkan kepada sang illahi.

Gerbang SMP N I Wonori sudah nampak, pertanda Nila sebentar lagi sampai.
“ Sampai juga di sekolah tercinta ku, masih sepi ternyata kaya kuburan”. Heheh
Belum nampak anak-anak sekolah berkeliaran. Hanya sebagian kecil saja yang sudah berangkat. Dia berhenti di parkiran sepeda dan menaruh sepedanya di situ.
Sambil istirahat, dia berusaha mengigat-ingat di kalas apa dia ujian.
“ Hmm, di mana yaa kelasku. Waduh, aku lupa nii..” wajah nila tampak kebingungan. Dilihatnya Toni yang sedang membaca pembagian tempat duduk di daun pintu kelas IX.C .  sesegara dia memnggil toni.
“ toni, kelas kita dimana?”
“ Di sini la”
“oh, iya, maksih yaa”
Diapun beranjak dan berjalan ke kelas IX. C
Rupanya, ada pembagian tempat duduk. Kelas IX. C duduk dengan kelas VIII.C.
“ nIla, kamu duduk sama siapa? “
“Gak tau ton, kamu sama siapa?”
“ Aku sama Tika anggraini.” Jawab toni sambil membaca pengumuman pembagian tempat duduk ujian .
“ Aku sma siapa, tolong dibacain ton,”
“Kamu sama Fadil Yanuardi.”
“Cowo yah”
“Iyalah, masa cewe, udah jelas namanya cowo, huh”jawab toni sengan nada sedikit emosi.
“Hehehe, siapa tahu cewe”
Perbincangan mereka sejenak terhenti. Mereka beranjak masuk ke kelas. Ternyata, sudah banyak yang berangkat. Kelas VIII yang lebih rajin. 5O % sudah menduduki tempat duduknya. Demikian dengan cowo yang ada di bangku Nila, cowo berkaca mata, berkulit sawo matang, tinggi, hidungnya mancung, pakaiannya rapi dan kelihatannya bijaksana.

“Apakah itu Fadil, “ pikirnya.
Diapun segera menduduki bangkunya. Bersebelahan dnegan cowo itu yang dia rasa Fadil. Gak ada sapaan , mereka saling cuek. Dikeluarkannya buku pelajaran dari tas Nila. dia mulai membaca bukunya dan mengulang materi tadi malam. Mereka saling terdiam membisu sampai ujian dimulai.
Tidak ada kata perkenalan.
Nila sempat melirik sewaktu fadil mengisi identitasnya. Ditulisnya,
Nama : Fadil Yanuardi
“ Benar kan pikiranku, dia Fadil.” Kata Nila dengan hati kecinya.

Tak hanya nila yang melirik. Fadilpun begitu. Dia ternyata pengagum rahasianya Nila. Maklum, Nila kan anak OSIS dan aktif di organisasi PMR dulu, wajahnya juga cantik, kulitnya putih, berjilbab, ramah dan murah senyum kepada teman-tamnnya. Tak heran jika dia memiliki banyak pengagum.  Anehnya, dia tak menghiraukannya, baginya belajr adalah tugas utama dia sekolah. So, sduha banyak cowo yang sering mendapat tolakan cinta Nila.
Dag dig dug pun dirasakan Fadil.

“ Ini bener kak Nila, aku duduk bersebelahan sama dia, kaya ngimpi.” Batinnya. Wajah fadil seketika memerah. Tak mampu menahan kebahagiaannya karena duduk bersanding dengan seseorang yang dikaguminya. Ingin sekali dia menyapanya, tapi rasa malu tak mampu ia binasakan. Diam diaman lah yang akhirnya terjadi.
Di pertengahan ujian, curi-curi pandang diantara keduanya menjadi hal sudah biasa. Tanpa disengaja, mereka saling berpandangan dan menatap satu sama lain seolah ada cinta yang bersemi dan kian mengaalir.
“Konsentrasi Nila, konsentrasi, jangan menatap Fadil lagi, ingat ujian mu masih di depan mata. Soal- soal ujian masih menari-nari di lembar soal. Ayo, serius.kerjakan, abaikan fadil, seminggu ke depan masih bisa ketemu kok,hehehhe.” motivasi nila untuk dirinya sendiri.

Selesai...


No comments:

Post a Comment

KONEKSI ANTAR MATERI KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

  Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang sangat pantas mendapatkan julukan sebagai Bapak Pendidikan. Beliau tidak pernah merasa putus asa u...