Saturday, June 15, 2013

OPTIMALISASI PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SEKOLAH






OPTIMALISASI PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SEKOLAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah

Dosen pengampu : Ika Ratnaningrum, S.Pd, M.Pd



Disusun oleh :
                            Siti Ma’sumah
                            1401411127
                                      4B






 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Dewasa ini, banyak orang yang menganggap kalau pemimpin jaman sekarang hanya mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memandang kepentingan kelompoknya. Selain itu, banyak orang yang  menyatakan bahwa Indonesia miskin kepemimpinan. Hal itu disebabkan karena kurangnya komitmen dalam diri seorang pemimpin, kurangnya kredibilitas, dan kurangnya rasa kebangsaan dan bernegara. Akibat dari ketiga hal tersebut mendorong seorang pemimpin tidak berjalan sesuai alur tugas resmi mereka. Seperti halnya kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah dan meningkatnya mutu pendidikan di sekolahnya. Dalam rangka perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu cabang daripada kelompok ilmu administrasi dan lebih khusus lagi merupakan bagian daripada ilmu administrasi negara. Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau “ apllied science” dari ilmu-ilmu sosial sebab prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Kepemimpinan berada dalam urutan tertinggi dalam manajemen. Dalam dunia pendidikan , baik SD/MI, SMP, SMA , kepala sekolah lah yang memegang peranan tertinggi dalam menajemen sekolah. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai kepala sekolah hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan kemampuannya agar sekolah yang dipimpinnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan menjadi sekolah yang unggul dalam bidang apapun. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai bagaimana kepala sekolah mengoptimalkan perannnya dalam manajemen sekolah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.    Apakah yang dimaksud kepemimpinan / leadership kepala sekolah?
2.    Bagaimana kriteria kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
3.    Bagaimana gaya kepemimpinan yang baik dan cocok untuk situasi staf yang dipimpin?
4.    Apakah peran kepala sekolah dalam manajemen sekolah ?
5.    Bagaimana cara kepala sekolah mengoptimalkan perannya dalam manajemen sekolah?

C. Tujuan Penulisan
            Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan/ leadership kepala sekolah.
2.    Untuk mengetahui kriteria kepemimpinan yang efektif.
3.    Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang baik dan cocok untuk situasi staf yang dipimpin .
4.    Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen sekolah .
5.    Untuk mengetahui cara kepala sekolah mengoptimalkan perannya dalam manajemen sekolah .
















BAB II
PEMBAHASAN


A. Kepemimpinan Kepala Sekolah
            Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik. Definisi kepemimpinan yang diajukan oelh Peter G. Northouse yaitu “ ... is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal.” [“ ... adalah proses dalam mana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu guna mencapai tujuan bersama.”] Lewat definisi singkat ini, Northouse menggarisbawahi sejumlah konsep penting dalam definisi kepemimpinan yaitu:
1.    Kepemimpinan merupakan sebuah proses;
2.    Kepemimpinan melibatkan pengaruh;
3.    Kepemimpinan muncul di dalam kelompok;
4.    Kepemimpinan melibatkan tujuan bersama.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari status dan cara pengangkatan tergolong pemimpin resmi, formal leader, atau status leader. Status leader bisa meningkat menjadi functional leader. Tergantung dari prestasi dan kemampuan didalam memainkan peranannya sebagai pemimpin pendidikan sebagai sekolah yang telah diserahkan pertanggungjawaban kepadanya.
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan” menerangkan dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi sifat dan ciri-ciri bagaimana yang harus dimilki pemimpin itu. Menurut Hadari Nawawi: kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujaun (1993:81). 
Kepala sekolah sebagai orang yang terpandang dilingkunag masyarakat sekolah. Ia sebagi pusat teladan bagi warga sekolah dan warga masyarakat di sekitar sekolah, karena itu ia kepala sekolah wajib melaksanakan petunjuk tentang usaha peningkatan ketahanan sekolah. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin dibidang pengajaran dan pengembangan kurikulum, administrasi personalia, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, “school Plant” dan perlengkapan organisasi di sekolah (W. Soemanto dan Hendiyat; 1982:38). Kepala sekolah dapat menerima tanggungjawab tersebut namun ia belum tentu mengerti dengan jelas bagaimana ia dapat menyumbang kearah perbaikan program pengajaran.

B. Kriteria Kepemimpinan yang Efektif
  Siapa orang yang bisa diangkat atau dipilih untuk menjadi pemimpin. Untuk menjawab pertanyaan ini perlulah kita menentukan kriteria yang akan dipakai untuk memilih pimpinan tersebut. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mampu untuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan Sebagai sifat yang berguna bagi pemimpin yang dapat dipertimbangkan adalah :
1.    Keinginan Untuk Menerima Tanggung Jawab.
Seorang pemimpin atau dalam hal ini adalah kepala sekolah harus memilioki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang telah menjadi tugasnya. Ia harus bisa menerima dan menjalankan tugasnya searah dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga tidak terjadi tumpang tindih kekuasaan. Apabila , dalam diri seorang kepala sekolah tidak ada rasa tanggung jawab, maka tidak layaklah jika orang tersebut disebut sebagai pemimpin.
2.    Kemampuan Untuk Bisa ”Perceptive”
Pemimpin harus bisa menjalankan tugasnya dengan baik karena ia merupakan orang terpilih dan orang yang memegang peranan tertinggi dalam kancah yang dipimpinnya. Dia harus memiliki prinsip kalau apa yang menjadi tugasnya akan selalu “ Bisa “ ia lakukan.
3.    Kemampuan untuk bersikap Objektif.
Seorang pemimpin harus bersikap objektif artinya berkata benar terhadap apa yang benar dan berkata salah terhadap apa yang salah. Tidak membenarkan yang salah dan ridak mnyalahkan yang benar. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak bolah memiliki sifat egois dan bertindak sewenang-wenang.
4.    Kemampuan Untuk Menentukan Perioritas
Pemimpin harus memiliki prioritas yang hendak dicapai selama ia memimpin suatu organisasi karena prioritas merupakan hal pokok yang menjadi tolok ukur keberhasilan seorang pemimpin memimpin.
5.    Kemampuan untuk berkomunikasi
Komunikasi merupakan kunci dari terjalinnya hubungan yang baik antara pemimpin dengan anggotanya. Pemimpin harus mempunyai kepandaian dalam berkomunikasi. Komunikasi seorang pemimpin itu tidak hanya dengan anggotanya saja, namun dengan klientnya. Jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang tinggi, maka kinerjanya juga tidak akan maksimal.

C. Gaya Kepemimpinan yang Baik dan Cocok untuk situasi Staf yang dipimpin
Mengatur orang (dalam istilah karenanya ”memimpin orang”) adalah suatu hal yang ’gampang-gampang susah’, karena orang yang diatur (bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin / manajer) sering mempunyai pendapat, dan pengalaman, kematangan jiwa, kemauan dan kemampuan menghadapi situasi yang berbeda. Kemauan dan kemampuan bawahan bervariasi  yaitu :
1.      Ada bawahan yang tidak mau dan tidak mampu.
2.       Ada bawahan yang mau, tetapi tidak mampu.
3.      Ada bawahan yang tidak mau, tetapi mampu ,dan
4.       Ada bawahan yang mau dan mampu.
Bagaimana seorang manajer mengatur bawahan yang mempunyai kemauan dan kemampuan yang berbeda-beda tersebut? Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita dapat berpaling pada teori kepemimpinan menurut situasi yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Menurut kedua pakar tersebut, tidak satu cara yang terbaik untuk mempengeruhi perilaku orang-orang. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan bawahan yang akan dipengaruhi pemimpin.
Ada pemimpin yang cenderung berperilaku tugas atau mengarahkan (Task / Directive behavior), yaitu selalu memberi petunjuk kepada bawahan. Pemimpin jenis ini selalu menerapkan komunikasi satu arah dengan menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan anggota staf serta bilamana, diman, dan bagaiman cara pelaksanaannya. Dan ada pula pemimpin yang cenderung berperilaku sportif / hubungan (Suportive / Relationship behavior), yaitu pemimpin tersebut menerapkan komunikasi dua arah dengan memberikan dukungan sosio-emosional (Socioemotional suport), sambaran-sambaran psikologis / semangat (psychological strokes), dan pemudahan perilaku (Facilitatingbehaviors).
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila ia dapat mengidentifikasikan tingkat kedewasan individu atau kelompok bawahan yang hendak ia pengaruhinya, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan kata lain, efektifitas seseorang menajer dalam memimpin bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya kepemimpinan yang sama pada setiap saat / situasi yang di hadapinya. Konsep kepemimpinan situasional ini telah dapat membekali manager dengan pedoman untuk menentukan hal-hal yang perlu lakukan terhadap bawahan dalam berbagai situasi.



D. Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Sekolah
            Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran kepala sekolah yaitu educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan.
1.      Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Pendidik adalah orang yang mendidik, sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sebagai seorang pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan empat macam nilai, yaitu:
ü Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
ü Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral.
ü Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah.
ü Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Maka hal yang perlu diperhatikan oleh seorang kepala sekolah sebagai pendidik mencakup dua hal pokok yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan dan bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Oleh karena itu ada tiga yang menjadi sasaran utamanya yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain, tenaga administrative (staf) dan para siswa atau peserta didik. Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain yang tidak kalah pentingnya yaitu organisasi orang tua siswa, organisasi siswa, dan organisasi para guru.
2.      Kepala sekolah sebagai manajer
Seorang manajer atau kepala sekolah hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organsisi dan merupakan fungsi kepala sekolah juga yaitu:
·         Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work with and through other people).
·         Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (responsible and accountable).
·         Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan (managers balance competing goals and set priorities).
·         Kepala sekolah harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically and conceptionally).
·         Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators).
·         Kepala sekolah sebagai politisi (politicians)
·         Kepala sekolah adalah seorang diplomat.
·         Kepala sekolah berfungsi sebagai pengmbil keputusan yang sulit (make difficult decisions).
Sedangkan menurut Longenecker cs berpendapat bahwa berdasarkan hasil analisis kegiatan manajerial, mengidentifikasi adanya landasan utama fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
Ø Planning and decision making;
Ø Organizing for effective performance;
Ø Leading and motivating;
Ø Controlling performance.
3.      Kepala sekolah sebagai pemimpin
Kata “memimpin” memberikan arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Maka dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk tanpa bawahan.
-       Menurut Koontz kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu:
-       Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
-       Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
4.      Kepala sekolah sebagai administrator
Menurut Gorton (Sagala, 2009) bagi kepala sekolah ada tiga alasan penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memberikan pelayanan pendidikan yaitu kepala sekolah dapat mengembangkan rencana yang belum memiliki pola organisasi, mengevaluasi dan memperbaiki struktur organisasi, dan membuat rekomendasi dan mengevaluasi rencana struktur yang diusulkan. Semua prinsip dan program pelayanan diorganisasikan sehingga semua aktivitas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tujuan akhir membantu mencapai tujuan sekolah. Sebagai administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru yaitu dengan menghargai setiap guru yang berprestasi.
5.      Kepala sekolah sebagai supervisor
Secara specifik program supervise menurut Sestina (sagala 2009) meliputi: membantu guru secara individual dan secara kelompok dalam memecahkan masalah pengajaran; mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif yang terintegrasi dengan baik; menyelenggarakan program latihan berkesinambungan bagi guru-guru; mengusahakan alat-alat yang bermutu dan mencukupi bagi pembelajaran; membangkitkan dan memotivasi kegairahan guru yang kuat untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal; membangun hubungan yang baik dan kerjasama antara sekolah, lembaga social dan instansi terkait serta masyarakat.

6.      Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003).
7.       Kepala sekolah sebagai wirausahaan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

E. Cara Kepala Sekolah Mengoptimalkan Perannya dalam Manajemen Sekolah
Cara kepala sekolah mengoptimalkan perannay dalam manajemen sekolah:
a. Manajemen peserta didik
     Manajemen peserta didik merupakan upaya untuk membeikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan ( sekolah ) karena sudah tamat / lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan (sekolah ).itu.
Manajemen Peserta Didik meliputi ;
-          Analisis kebutuhan peserta didik
-          Rekruitmen pesesrta didik
-          Seleksi peserta didik
-          Orientasi
-          Penenmpatan peserta didik ( Pembagian Kelas )
-          Pembinaan dan pengembangan peserta didik
-          Pencatatan dan Pelaporan
-          Kelulusan dan Alumni
b.. Manajemen guru
            Dalam manajemen guru, kepala sekolah berusaha menggerakan dan memotivasi mereka agar mampu bekerja keras dan bekerjasama. Guru harus mematuhi segala kebijakan kepala sekolah karena kepala sekolah merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam tingkat organisasi sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga mengarahkan tugas guru dalam organisasinya sehingga sejalan dengan apa yang menjadi tujuan organisasi. Kepala Sekolah perlu mengetahui dan ”pandai” untuk ”memancing” keberanian guru untuk membuka diri terhadap umpan balik, dalam bentuk kritikan pada dasarnya berguna untuk menumbuhkan kesadaran bahwa dengan itu guru berani mengevaluasi diri supaya potensi-potensi yang dimilikinya berkembang secara optimal. Kemampuan evaluasi diri ini juga merupakan kesempatan bagi guru untuk kembali membangun kesadaran diri, melakukan pengaturan diri, dan melakukan pembiasaan diri dalam seluruh aspek yang ada di dalam diri, supaya dapat menjadi lebih berkembang untuk mewujudkan kualitas pribadi.
 c.  Manajemen keuangan
     Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaknya mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain agar mereka percaya bahwa kepala sekolah mengajukan dana secara benar dan apa adanya, tidak direkayasa.
d. Manajemen sarana dan prasarana
     Manajemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah.
Langkah-langkah Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana
     Kebutuhan akan sarana dan prasarana di sekolah haruslah direncanakan. Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah haruslah mempunyai proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana untuk jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek. Proyeksi kebutuhan akan sarana dan prasana sekolah dibuat dengan mempertimbangkan dua aspek, ialah kebutuhan aspek pendidikan di satu pihak dan kemampuan sekolah di pihak lain. Sarana dan prasarana yang berupa gedung, sangat bagus kalau dibuat maketnya, agar dapat diproyeksikan arah pengembangannya. Arah pengembangan tersebut, tentu sejalan dengan proyeksi kebutuhan di masa yang akan datang. Guna memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah di masa yang akan datang, data tentang perkembangan peserta didik, data tentang kebutuhan layanan pendidikan terhadap mereka, data tentang kebutuhan berbagai macam ruangan baik untuk teori maupun praktik, haruslah dapat di identifikasi. Dengan menggunakan analisis regresi, proyeksi kebutuhan 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun kedepan akan dibuat. Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran. Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut:
Ø Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
Ø Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
Ø Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
Ø Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
Implementasi prinsip-prinsip keuangan diatas pada pendidikan, khususnya dilingkungan sekolah dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga, dalam sekolah, sekolah dan dalam masyarakat, maka untuk sumber dana sekolah, sekolah itu tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi dari sumber dan dari ketiga komponen di atas.

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
            Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mampu untuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila ia dapat mengidentifikasikan tingkat kedewasan individu atau kelompok bawahan yang hendak ia pengaruhinya, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan kata lain, efektifitas seseorang menajer dalam memimpin bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya kepemimpinan yang sama pada setiap saat / situasi yang di hadapinya. Cara kapala sekolah mengoptimalisasi perannya dalam manajemen sekolah dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain manajemen pererta didik, guru, keuangan dan sarana dan prassarana. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus memperhaikan gaya memimpinnya yang sesuai.

B. Saran
            Sebagai pribadi yang tidak lepas dari sebuah organisasi, marilah kita menggerakkan semua kemampuan kita agar organisasi tersebut berjalan lancar dan efektif sesuai tujuan yang hendak dicapai. Kita harus yakin bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk memimpin dan dipimpin. Apabila sebagai pemimpin hendaknya selalu sejalan dangan tugasnya dan apabila sebagai yang dipimpin hendaknya patuh dengan pemimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
                                                     

Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.
Al-Habsy , Badrussalam Muchtar . 2011. Makalah Kepemimpinan Efektif. http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan-efektif.html. Diakses tanggal 9 Juni 2013.
Fadli, Yeni. 2012. Peran Kepala Sekolah Memaksimalkan Sumber Daya Sekolah Dalam Kegiatan Belajar Mengajar. http://yeni-fadli.blogspot.com/2012/01/peran-kepala-sekolah-memaksimalkan.html. Diakses tanggal 9 Juni 2013.
Rumapea, Intan. 2012. Tugas dan Peranan Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sekolah.http://intanrumapea.wordpress.com/2012/02/09/tugas-dan-peranan-kepala-sekolah/. Diakses tanggal 9 Juni 2013.
Anonim. 2012. Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi. http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-kepemimpinan-kepala-sekolah.html Diakses tanggal 9 Juni 2013


Description: Logo Unnes Hitam.jpg




OPTIMALISASI PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN SEKOLAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sekolah

Dosen pengampu : Ika Ratnaningrum, S.Pd, M.Pd



Disusun oleh :
                            Siti Ma’sumah
                            1401411127
                                      4B






 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Dewasa ini, banyak orang yang menganggap kalau pemimpin jaman sekarang hanya mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memandang kepentingan kelompoknya. Selain itu, banyak orang yang  menyatakan bahwa Indonesia miskin kepemimpinan. Hal itu disebabkan karena kurangnya komitmen dalam diri seorang pemimpin, kurangnya kredibilitas, dan kurangnya rasa kebangsaan dan bernegara. Akibat dari ketiga hal tersebut mendorong seorang pemimpin tidak berjalan sesuai alur tugas resmi mereka. Seperti halnya kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan sekolah dan meningkatnya mutu pendidikan di sekolahnya. Dalam rangka perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan, kepemimpinan merupakan salah satu cabang daripada kelompok ilmu administrasi dan lebih khusus lagi merupakan bagian daripada ilmu administrasi negara. Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau “ apllied science” dari ilmu-ilmu sosial sebab prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia. Kepemimpinan berada dalam urutan tertinggi dalam manajemen. Dalam dunia pendidikan , baik SD/MI, SMP, SMA , kepala sekolah lah yang memegang peranan tertinggi dalam menajemen sekolah. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah merupakan jabatan strategis dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagai kepala sekolah hendaknya berusaha semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan kemampuannya agar sekolah yang dipimpinnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan menjadi sekolah yang unggul dalam bidang apapun. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai bagaimana kepala sekolah mengoptimalkan perannnya dalam manajemen sekolah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.    Apakah yang dimaksud kepemimpinan / leadership kepala sekolah?
2.    Bagaimana kriteria kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
3.    Bagaimana gaya kepemimpinan yang baik dan cocok untuk situasi staf yang dipimpin?
4.    Apakah peran kepala sekolah dalam manajemen sekolah ?
5.    Bagaimana cara kepala sekolah mengoptimalkan perannya dalam manajemen sekolah?

C. Tujuan Penulisan
            Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan/ leadership kepala sekolah.
2.    Untuk mengetahui kriteria kepemimpinan yang efektif.
3.    Untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang baik dan cocok untuk situasi staf yang dipimpin .
4.    Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam manajemen sekolah .
5.    Untuk mengetahui cara kepala sekolah mengoptimalkan perannya dalam manajemen sekolah .
















BAB II
PEMBAHASAN


A. Kepemimpinan Kepala Sekolah
            Kepemimpinan adalah entitas yang mengarahkan kerja para anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik. Definisi kepemimpinan yang diajukan oelh Peter G. Northouse yaitu “ ... is a process whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal.” [“ ... adalah proses dalam mana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu guna mencapai tujuan bersama.”] Lewat definisi singkat ini, Northouse menggarisbawahi sejumlah konsep penting dalam definisi kepemimpinan yaitu:
1.    Kepemimpinan merupakan sebuah proses;
2.    Kepemimpinan melibatkan pengaruh;
3.    Kepemimpinan muncul di dalam kelompok;
4.    Kepemimpinan melibatkan tujuan bersama.
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan, dilihat dari status dan cara pengangkatan tergolong pemimpin resmi, formal leader, atau status leader. Status leader bisa meningkat menjadi functional leader. Tergantung dari prestasi dan kemampuan didalam memainkan peranannya sebagai pemimpin pendidikan sebagai sekolah yang telah diserahkan pertanggungjawaban kepadanya.
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan” menerangkan dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi sifat dan ciri-ciri bagaimana yang harus dimilki pemimpin itu. Menurut Hadari Nawawi: kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujaun (1993:81). 
Kepala sekolah sebagai orang yang terpandang dilingkunag masyarakat sekolah. Ia sebagi pusat teladan bagi warga sekolah dan warga masyarakat di sekitar sekolah, karena itu ia kepala sekolah wajib melaksanakan petunjuk tentang usaha peningkatan ketahanan sekolah. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin dibidang pengajaran dan pengembangan kurikulum, administrasi personalia, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, “school Plant” dan perlengkapan organisasi di sekolah (W. Soemanto dan Hendiyat; 1982:38). Kepala sekolah dapat menerima tanggungjawab tersebut namun ia belum tentu mengerti dengan jelas bagaimana ia dapat menyumbang kearah perbaikan program pengajaran.

B. Kriteria Kepemimpinan yang Efektif
  Siapa orang yang bisa diangkat atau dipilih untuk menjadi pemimpin. Untuk menjawab pertanyaan ini perlulah kita menentukan kriteria yang akan dipakai untuk memilih pimpinan tersebut. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mampu untuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan Sebagai sifat yang berguna bagi pemimpin yang dapat dipertimbangkan adalah :
1.    Keinginan Untuk Menerima Tanggung Jawab.
Seorang pemimpin atau dalam hal ini adalah kepala sekolah harus memilioki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap apa yang telah menjadi tugasnya. Ia harus bisa menerima dan menjalankan tugasnya searah dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga tidak terjadi tumpang tindih kekuasaan. Apabila , dalam diri seorang kepala sekolah tidak ada rasa tanggung jawab, maka tidak layaklah jika orang tersebut disebut sebagai pemimpin.
2.    Kemampuan Untuk Bisa ”Perceptive”
Pemimpin harus bisa menjalankan tugasnya dengan baik karena ia merupakan orang terpilih dan orang yang memegang peranan tertinggi dalam kancah yang dipimpinnya. Dia harus memiliki prinsip kalau apa yang menjadi tugasnya akan selalu “ Bisa “ ia lakukan.
3.    Kemampuan untuk bersikap Objektif.
Seorang pemimpin harus bersikap objektif artinya berkata benar terhadap apa yang benar dan berkata salah terhadap apa yang salah. Tidak membenarkan yang salah dan ridak mnyalahkan yang benar. Dalam hal ini, kepala sekolah tidak bolah memiliki sifat egois dan bertindak sewenang-wenang.
4.    Kemampuan Untuk Menentukan Perioritas
Pemimpin harus memiliki prioritas yang hendak dicapai selama ia memimpin suatu organisasi karena prioritas merupakan hal pokok yang menjadi tolok ukur keberhasilan seorang pemimpin memimpin.
5.    Kemampuan untuk berkomunikasi
Komunikasi merupakan kunci dari terjalinnya hubungan yang baik antara pemimpin dengan anggotanya. Pemimpin harus mempunyai kepandaian dalam berkomunikasi. Komunikasi seorang pemimpin itu tidak hanya dengan anggotanya saja, namun dengan klientnya. Jika seorang pemimpin tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang tinggi, maka kinerjanya juga tidak akan maksimal.

C. Gaya Kepemimpinan yang Baik dan Cocok untuk situasi Staf yang dipimpin
Mengatur orang (dalam istilah karenanya ”memimpin orang”) adalah suatu hal yang ’gampang-gampang susah’, karena orang yang diatur (bawahan) dan orang yang mengatur (pemimpin / manajer) sering mempunyai pendapat, dan pengalaman, kematangan jiwa, kemauan dan kemampuan menghadapi situasi yang berbeda. Kemauan dan kemampuan bawahan bervariasi  yaitu :
1.      Ada bawahan yang tidak mau dan tidak mampu.
2.       Ada bawahan yang mau, tetapi tidak mampu.
3.      Ada bawahan yang tidak mau, tetapi mampu ,dan
4.       Ada bawahan yang mau dan mampu.
Bagaimana seorang manajer mengatur bawahan yang mempunyai kemauan dan kemampuan yang berbeda-beda tersebut? Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita dapat berpaling pada teori kepemimpinan menurut situasi yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Menurut kedua pakar tersebut, tidak satu cara yang terbaik untuk mempengeruhi perilaku orang-orang. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan bawahan yang akan dipengaruhi pemimpin.
Ada pemimpin yang cenderung berperilaku tugas atau mengarahkan (Task / Directive behavior), yaitu selalu memberi petunjuk kepada bawahan. Pemimpin jenis ini selalu menerapkan komunikasi satu arah dengan menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan anggota staf serta bilamana, diman, dan bagaiman cara pelaksanaannya. Dan ada pula pemimpin yang cenderung berperilaku sportif / hubungan (Suportive / Relationship behavior), yaitu pemimpin tersebut menerapkan komunikasi dua arah dengan memberikan dukungan sosio-emosional (Socioemotional suport), sambaran-sambaran psikologis / semangat (psychological strokes), dan pemudahan perilaku (Facilitatingbehaviors).
Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila ia dapat mengidentifikasikan tingkat kedewasan individu atau kelompok bawahan yang hendak ia pengaruhinya, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan kata lain, efektifitas seseorang menajer dalam memimpin bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya kepemimpinan yang sama pada setiap saat / situasi yang di hadapinya. Konsep kepemimpinan situasional ini telah dapat membekali manager dengan pedoman untuk menentukan hal-hal yang perlu lakukan terhadap bawahan dalam berbagai situasi.


D. Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen Sekolah
            Berdasarkan kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran kepala sekolah yaitu educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan wirausahawan.
1.      Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Pendidik adalah orang yang mendidik, sedangkan mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sebagai seorang pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan empat macam nilai, yaitu:
ü Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
ü Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral.
ü Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah.
ü Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.
Maka hal yang perlu diperhatikan oleh seorang kepala sekolah sebagai pendidik mencakup dua hal pokok yaitu sasaran atau kepada siapa perilaku sebagai pendidik itu diarahkan dan bagaimana peranan sebagai pendidik itu dilaksanakan. Oleh karena itu ada tiga yang menjadi sasaran utamanya yaitu para guru atau tenaga fungsional yang lain, tenaga administrative (staf) dan para siswa atau peserta didik. Disamping ketiga sasaran utama pelaksanaan peranan kepala sekolah sebagai pendidik, terdapat pula kelompok sasaran lain yang tidak kalah pentingnya yaitu organisasi orang tua siswa, organisasi siswa, dan organisasi para guru.
2.      Kepala sekolah sebagai manajer
Seorang manajer atau kepala sekolah hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organsisi dan merupakan fungsi kepala sekolah juga yaitu:
·         Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain (work with and through other people).
·         Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (responsible and accountable).
·         Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang Kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan (managers balance competing goals and set priorities).
·         Kepala sekolah harus berpikir secara analistik dan konsepsional (must think analytically and conceptionally).
·         Kepala sekolah sebagai juru penengah (mediators).
·         Kepala sekolah sebagai politisi (politicians)
·         Kepala sekolah adalah seorang diplomat.
·         Kepala sekolah berfungsi sebagai pengmbil keputusan yang sulit (make difficult decisions).
Sedangkan menurut Longenecker cs berpendapat bahwa berdasarkan hasil analisis kegiatan manajerial, mengidentifikasi adanya landasan utama fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
Ø Planning and decision making;
Ø Organizing for effective performance;
Ø Leading and motivating;
Ø Controlling performance.
3.      Kepala sekolah sebagai pemimpin
Kata “memimpin” memberikan arti memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan dan berjalan didepan (precede). Pemimpin berperilaku untuk membantu organisasi dengan kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah satu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan (followership), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan pemimpin. Maka dengan kata lain pemimpin tidak akan terbentuk tanpa bawahan.
-       Menurut Koontz kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu:
-       Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri para guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-masing.
-       Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri didepan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.
4.      Kepala sekolah sebagai administrator
Menurut Gorton (Sagala, 2009) bagi kepala sekolah ada tiga alasan penting untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam memberikan pelayanan pendidikan yaitu kepala sekolah dapat mengembangkan rencana yang belum memiliki pola organisasi, mengevaluasi dan memperbaiki struktur organisasi, dan membuat rekomendasi dan mengevaluasi rencana struktur yang diusulkan. Semua prinsip dan program pelayanan diorganisasikan sehingga semua aktivitas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan tujuan akhir membantu mencapai tujuan sekolah. Sebagai administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru yaitu dengan menghargai setiap guru yang berprestasi.
5.      Kepala sekolah sebagai supervisor
Secara specifik program supervise menurut Sestina (sagala 2009) meliputi: membantu guru secara individual dan secara kelompok dalam memecahkan masalah pengajaran; mengkoordinasikan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif yang terintegrasi dengan baik; menyelenggarakan program latihan berkesinambungan bagi guru-guru; mengusahakan alat-alat yang bermutu dan mencukupi bagi pembelajaran; membangkitkan dan memotivasi kegairahan guru yang kuat untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal; membangun hubungan yang baik dan kerjasama antara sekolah, lembaga social dan instansi terkait serta masyarakat.

6.      Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : (1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan (modifikasi dari pemikiran E. Mulayasa tentang Kepala Sekolah sebagai Motivator, E. Mulyasa, 2003).
7.       Kepala sekolah sebagai wirausahaan
Dalam menerapkan prinsip-prinsip kewirausaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru, maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komparatif, serta memanfaatkan berbagai peluang. Kepala sekolah dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani melakukan perubahan-perubahan yang inovatif di sekolahnya, termasuk perubahan dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran siswa beserta kompetensi gurunya.

E. Cara Kepala Sekolah Mengoptimalkan Perannya dalam Manajemen Sekolah
Cara kepala sekolah mengoptimalkan perannay dalam manajemen sekolah:
a. Manajemen peserta didik
     Manajemen peserta didik merupakan upaya untuk membeikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan ( sekolah ) karena sudah tamat / lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan (sekolah ).itu.
Manajemen Peserta Didik meliputi ;
-          Analisis kebutuhan peserta didik
-          Rekruitmen pesesrta didik
-          Seleksi peserta didik
-          Orientasi
-          Penenmpatan peserta didik ( Pembagian Kelas )
-          Pembinaan dan pengembangan peserta didik
-          Pencatatan dan Pelaporan
-          Kelulusan dan Alumni
b.. Manajemen guru
            Dalam manajemen guru, kepala sekolah berusaha menggerakan dan memotivasi mereka agar mampu bekerja keras dan bekerjasama. Guru harus mematuhi segala kebijakan kepala sekolah karena kepala sekolah merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam tingkat organisasi sekolah. Selain itu, kepala sekolah juga mengarahkan tugas guru dalam organisasinya sehingga sejalan dengan apa yang menjadi tujuan organisasi. Kepala Sekolah perlu mengetahui dan ”pandai” untuk ”memancing” keberanian guru untuk membuka diri terhadap umpan balik, dalam bentuk kritikan pada dasarnya berguna untuk menumbuhkan kesadaran bahwa dengan itu guru berani mengevaluasi diri supaya potensi-potensi yang dimilikinya berkembang secara optimal. Kemampuan evaluasi diri ini juga merupakan kesempatan bagi guru untuk kembali membangun kesadaran diri, melakukan pengaturan diri, dan melakukan pembiasaan diri dalam seluruh aspek yang ada di dalam diri, supaya dapat menjadi lebih berkembang untuk mewujudkan kualitas pribadi.
 c.  Manajemen keuangan
     Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaknya mampu menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan pihak lain agar mereka percaya bahwa kepala sekolah mengajukan dana secara benar dan apa adanya, tidak direkayasa.
d. Manajemen sarana dan prasarana
     Manajemen sarana prasarana pendidikan adalah pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan kebutuhan di sekolah.
Langkah-langkah Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana
     Kebutuhan akan sarana dan prasarana di sekolah haruslah direncanakan. Sebagai manajer pendidikan, kepala sekolah haruslah mempunyai proyeksi kebutuhan sarana dan prasarana untuk jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek. Proyeksi kebutuhan akan sarana dan prasana sekolah dibuat dengan mempertimbangkan dua aspek, ialah kebutuhan aspek pendidikan di satu pihak dan kemampuan sekolah di pihak lain. Sarana dan prasarana yang berupa gedung, sangat bagus kalau dibuat maketnya, agar dapat diproyeksikan arah pengembangannya. Arah pengembangan tersebut, tentu sejalan dengan proyeksi kebutuhan di masa yang akan datang. Guna memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah di masa yang akan datang, data tentang perkembangan peserta didik, data tentang kebutuhan layanan pendidikan terhadap mereka, data tentang kebutuhan berbagai macam ruangan baik untuk teori maupun praktik, haruslah dapat di identifikasi. Dengan menggunakan analisis regresi, proyeksi kebutuhan 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun kedepan akan dibuat. Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan, disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas pembayaran. Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sebagai berikut:
Ø Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan.
Ø Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
Ø Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggung jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
Ø Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam negeri sejauh hal ini dimungkinkan
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
Implementasi prinsip-prinsip keuangan diatas pada pendidikan, khususnya dilingkungan sekolah dan keserasian antara pendidikan dalam keluarga, dalam sekolah, sekolah dan dalam masyarakat, maka untuk sumber dana sekolah, sekolah itu tidak hanya diperoleh dari anggaran dan fasilitas dari pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi dari sumber dan dari ketiga komponen di atas.

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
            Kepemimpinan yang baik diyakini mampu mengikat, mengharmonisasi, serta mendorong potensi sumber daya organisasi agar dapat bersaing secara baik. Seorang pemimpin itu haruslah paling sedikit mampu untuk memimpin para bawahan untuk mencapai tujuan organisasi dan juga mampu untuk menangani hubungan antar karyawan. Mempunyai interaksi antar personnel yang baik dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila ia dapat mengidentifikasikan tingkat kedewasan individu atau kelompok bawahan yang hendak ia pengaruhinya, dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai. Dengan kata lain, efektifitas seseorang menajer dalam memimpin bawahannya banyak tergantung dari situasi dan kematangan bawahannya, tidak ada gaya kepemimpinan yang paling baik dan tidaklah tepat menerapkan gaya kepemimpinan yang sama pada setiap saat / situasi yang di hadapinya. Cara kapala sekolah mengoptimalisasi perannya dalam manajemen sekolah dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain manajemen pererta didik, guru, keuangan dan sarana dan prassarana. Oleh karena itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus memperhaikan gaya memimpinnya yang sesuai.

B. Saran
            Sebagai pribadi yang tidak lepas dari sebuah organisasi, marilah kita menggerakkan semua kemampuan kita agar organisasi tersebut berjalan lancar dan efektif sesuai tujuan yang hendak dicapai. Kita harus yakin bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk memimpin dan dipimpin. Apabila sebagai pemimpin hendaknya selalu sejalan dangan tugasnya dan apabila sebagai yang dipimpin hendaknya patuh dengan pemimpinnya.
DAFTAR PUSTAKA
                                                     

Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang : Universitas Negeri Semarang Press.
Al-Habsy , Badrussalam Muchtar . 2011. Makalah Kepemimpinan Efektif. http://badrussalam-muchtar.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan-efektif.html. Diakses tanggal 9 Juni 2013.
Fadli, Yeni. 2012. Peran Kepala Sekolah Memaksimalkan Sumber Daya Sekolah Dalam Kegiatan Belajar Mengajar. http://yeni-fadli.blogspot.com/2012/01/peran-kepala-sekolah-memaksimalkan.html. Diakses tanggal 9 Juni 2013.
Rumapea, Intan. 2012. Tugas dan Peranan Kepala Sekolah Dalam Manajemen Sekolah.http://intanrumapea.wordpress.com/2012/02/09/tugas-dan-peranan-kepala-sekolah/. Diakses tanggal 9 Juni 2013.
Anonim. 2012. Pengertian Kepemimpinan dalam Organisasi. http://materibelajaronline.blogspot.com/2012/07/makalah-kepemimpinan-kepala-sekolah.html Diakses tanggal 9 Juni 2013

No comments:

Post a Comment

KONEKSI ANTAR MATERI KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

  Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang sangat pantas mendapatkan julukan sebagai Bapak Pendidikan. Beliau tidak pernah merasa putus asa u...