Wednesday, December 18, 2013

UPAYA PEMECAHAN MASALAH LAYANAN PENDIDIKAN
DALAM PROFESI KEGURUAN
Disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Profesi Keguruan


Dosen pengampu : Ika Ratnaningrum, S.Pd, M.Pd




 Disusun oleh :
                                           Siti Ma’sumah
                                             1401411127
                                                     3B





 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012



BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
Guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Sebutan itu sudah diberikan kepada guru sejak  zaman pertahanan Indonesia pasca kemerdekaan untuk mendorong atau menarik pendidik. Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai pendidik. Sebagai pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan dapat membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap, aktif, kreatif, dan mandiri . Namun demikian, untuk mengetahui keterlaksanaan tugas guru tersebut, diperlukan penilaian kinerja dengan kriteria-kriteria penilaian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian terhadap kinerja guru merupakan suatu upaya untuk mengetahui kecakapan maksimal yang dimiliki guru berkenaan dengan proses dan hasil pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakannya atas dasar kriteria tertentu.
Selain kinerja dan sikap profesionalisme guru layanan pendidikan yang berkualitas juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan dan mendorong siswa untuk lebih maju serta meningkatkan kemampuan yang dimiliki olehsiswa sehingga menjadi siswa yang maju dan berkualitas. Layanan pendidikan tersebut mencakup layanan bidang administras, instruksional dan bantuan. Ketiga layanan ini erat kaitannya dalam dunia pendidikan. Tidak lepas dari hal tersebut, pastilah ada permasalahan yang muncul. Setiap permasalahan pasti ada jalan keluar untuk menyelesaikannya atau memcahkan masalah tersebut. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai Permasalahan Layanan Dan Upaya Pemecahan Masalah Pendidikan Dalam  Profesi Keguruan.
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.    Apakah yang dimaksud profesi keguruan?
2.    Apakah yang dimaksud sikap dan kinerja profesionalitas guru?
3.    Apa saja ruang lingkup layanan guru ?
4.    Apakah permasalahan yang muncul dari layanan-layanan tersebut?
5.    Bagaimana upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut?


C.  Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisannya yaitu:
1.    Untuk mengetahui pengertian profesi guru.
2.    Untuk mengetahui sikap dan kinerja profesionalitas guru.
3.    Untuk mengetahui ruang lingkup layanan guru.
4.    Untuk mengetahui permasalahanyang muncul dari layanan tersebut.
5.    Untuk mengetahui upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul tersebut.




BAB II
PEMBAHASAN


A.      Profesi keguruan
               Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keah-lian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik.
               Menurut Dr. B. Kieser Jabatan guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Orang yang menjalankan profesi ini hendaknya menyadari bahwa ia hidup dari padanya, itu haknya ia dan keluarganya harus hidup akan tetapi hakikat profesinya menuntut agar bukan nafkah hidup itulah yang menjadi motivasi utamanya, melainkan kesediaannya untuk melayani sesama. Di lain pihak profesi guru juga disebut sebagai profesi yang luhur. Dalam hal ini, perlu disadari bahwa seorang guru dalam melaksanakan profesinya dituntut adanya budi luhur dan akhlak yang tinggi.
               Guru sebagai suatu profesi dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (1) tentang guru dan dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesi keguruan menurut sanusi mencakup enam asumsi profesionalitas pndidikan, antara lain subjek pendidikan, pendidikan secara internaional, teori-teori pendidikan, pendidikan bertolak dari asumsi tentang manusia, inti pendidikan dalam prosesnya, dan menjadikan manusia yang baik.
               Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan, guru yang profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Selain itu, pendidik adalah guru yang bertugas mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal.

B.  Sikap dan  Kinerja Profesional Guru
     Sikap Profesional Guru
            Guru sebagai pendidik  profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan sikap yang baik sehingga dapat dijadikan panutan bagi lingkungannya, yaitu cara guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan cara guru berpakaian, berbicara, bergaul baik dengan siswa, sesama guru, serta anggota masyarakat.
            Menurut Walgito (dalam Deden, 2011), sikap adalah gambaran kepribadian seseorang yang terlahir melalui gerakan fisik dan tanggapan pikiran terhadap suatu keadaan atau suatu objek, sedangkan Berkowitz (dalam Deden, 2011) mendefinisikan “sikap seseorang pada suatu objek adalah perasaan atau emosi, dan faktor kedua adalah respon atau kecenderungan untuk bereaksi”. Sebagai reaksi, maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang (like) atau tidak senang (dislike), menurut dan melaksanakan atau menghindari sesuatu. Walaupun segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan dibicarakan dalam bagian ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan dengan profesinya. Hal ini berhubungan dengan pola tingkah laku dalam memahami, menghayati serta mengamalkan sikap kemampuan dan sikap profesionalnya. Pola tingkah laku guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sasarannya.
Kinerja Profesional Guru
Kinerja profesional terdiri dari dua kata, yaitu kinerja dan profesional. Istilah kinerja sering diidentikkan dengan istilah prestasi. Istilah kinerja atau prestasi merupakan pengalih bahasaan dari kata Inggris ‘performance’. Terdapat beberapa pengertian mengenai kinerja dalam Utami (2011), yaitu sebagai berikut.
1.    Mangkunegara mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.    Sulistiyani dan Rosidah menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
3.    Bernandin dan Russell mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, definisi kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu organisasi pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi di mana individu tersebut bekerja. Sedangkan profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, yang dimiliknya yang merupakan jalan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari apa yang berupa perkerjaanya. Dengan demikian, kinerja profesional merupakan hasil kerja yang dicapai oleh individu dengan mempraktekkan suatu keahlian pada pendidikan dan jenjang pendidikanya pada suatu periode tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi di mana individu tersebut bekerja.
C.Ruang Lingkup Layanan Guru
     Dalam dunia pendidikan harus ada tiga layanan yang harus diberikan oleh guru kepada siswanya, antara lain:
Ø   Layanan Instruksional
Secara instruktursional, peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Layanan instruksional berkaitan dengan PBM (Proses Belajar Mengajar) dan kurikulum.Dalam PBM, yang akan disampaikan adalah kurikulum (Ilmu pengetahuan), jadi sebelum melaksanakan PBM, guru harus berpedoman kepada kurikulum.
Kewajiban guru adalah mengembangkan kurikulum yang ada. Jika tidak, siswa akan miskin ilmu pengetahuan. Dalam mengembangkan kurikulum, guru tidak boleh salah, karena proses itu tidak dapat diulangi lagi, hal ini disebut dengan “Einmalig” (pendidikan hanya dilaksanakan satu kali). Jadi, guru dalam menyampaikan ilmunya tidak bolehseenaknya saj, namun harus dilandasi dengan pengetahuan yang benar-benar dimilikinya dan logika serta ilmu yang pasti sehingga tidak menimbulkan adanya keragu-raguan murid menerima apa yang diajarkan oleh guru.
Untuk menjadi guru professional, harus mengikuti program prajabatan terlebih dahulu, yaitu pendidikan yang harus dilaksanakan sebelum memegang jabatan tertentu).
Pendidikan prajabatan untuk guru dilaksanakan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), disana akan diberikan modal pendidikan layanan instruksional.

Layanan Instruksional Terbagi menjadi empat yakni :
a.         Peran guru dalam Pengembangan
Proses pembelajaran merupakan proses inkuiri dan reflektif, yang menekankan pentingnya pengalaman dan penghayatan guru terhadap proses itu. Rancangan pembelajaran harus dikembangkan atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang berorientasi kepada perkembangan siswa. Perkembangan adalah tujuan pembelajaran. Rancangan pembelajaran baik rancangan jangka pendek maupun jangka panjang mencakup komponen-komponen:
(a) Analisis kurikulum,
(b) tujuan instruksional,
(c) rencana kegiatan,
(d) rencana evaluasi
b.    Peran Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran dan Manajemen Kelas
       Peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan manajemen kelas mencakup komponen-komponen yang saling terkait antara satu sama lain, yaitu:
1.    Pembelajaran yang efektif terwujud dalam perubahan perilaku peserta didik baik sebagai dampak instruksional maupun dampak pengiring. Proses pembelajaran berlangsung dalam suatu adegan yang perlu ditata dan dikelola menjadi suatu lingkungan atau kondisi belajar yang kondusif.
2.    Pendekatan pluralistik dalam manajemen kelas memadukan berbagai pendekatan, dan memandang manajemen kelas sebagai seperangkat kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan belajar yang efektif.
3.    Masalah pengajaran dan manajemen kelas adalah dua hal yang dapat dibedakan tetapi sulit dipisahkan. Keduanya saling terkait; manajemen kelas merupakan prasyarat bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.
4.    Lingkungan belajar dikembangkan dan dipelihara dengan memperhatikan faktor keragaman dan perkembangan peserta didik. Manajemen kelas dikembangkan melalui tahap-tahap: perumusan kondisi ideal, analisis kesenjangan, pemilihan strategi, dan penilaian efektivitas strategi.
5.    Penataan lingkungan fisik kelas merupakan unsur penting dalam manajemen kelas karena memberikan pengaruh kepada perilaku guru dan peserta didik.
c.     Peran Guru dalam Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses memperoleh informasi untuk membentuk judgment dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan untuk kepentingan evaluasi dijaring dengan teknik-teknik inkuiri, observasi, analisis, tes. Pemilihan teknik yang digunakan didasarkan atas jenis informasi yang harus diungkap sehingga dalam suatu evaluasi bisa digunakan berbagai teknik sekaligus. Pengolahan hasil pengukuran atas hasil belajar dimaksudkan untuk mengevaluasi proses dan hasil belajar. Guru dikatakan berhasil memberikan pengetahuan kepada siswanya apabila hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh guru mencapai batas yang diharapkan. Misalnya: pelajaran IPA untuk anak SD batas minimal kelulusannya adalah 65. Jika lebih dari 75% muridnya sudah berhasil mencapai batas tersebut maka dapat dikatakan kalau guru sudah cukup berhasil mendidik siswanya walaupun belum maksimal.
d.    Peran Guru dalam Memahami Perkembangan Siswa sebagai Dasar Pembelajaran
Selagi pembelajaran merupakan proses pengembangan pribadi siswa maka perkembangan siswa harus menjadi dasar bagi pembelajaran. Aspek-aspek perkembangan siswa yang mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, pribadi, dan sosial mempunyai implikasi penting bagi proses pembelajaran. Implikasi itu menyangkut pengembangan isi dan strategi pembelajaran, dan kerja sama sekolah dengan orang tua. Dalam hal ini peran guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan muridnya baik dalam hal kemampuan akademik, motorik dan kemampuan sosialnya. Jadi, guru juga harus berusaha memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya agar mereka mampu mengembangkan intelektual yang dimilikinya semaksimal mungkin.
Ø Layanan Adminstrasi
Pelayanan administrasi difokuskan pada pemberian bantuan kepada mahasiswa dalam registrasi, mendapatkan bahan ajar, alih kredit, dan hal-hal lain yang dapat memengaruhi proses belajar siswa. Layanan administrasi digunakan oleh guru untuk mendesign kurikulum agar materi yang diberikan kepada siswa terstruktur dan tidak acak-acakan, biasa disebut juga administrasi pendidikan.
Pengertian Adminstrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan dan memberdayakan segala sumber yang tersedia melalui aktifitas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemotivasian, pengendalian, pengawasan dan superviai serta penilaian untuk mewujudkan sistem pendidikan yang efektif, efisien dan berkualitas. Layanan administrasi digunakan oleh guru untuk mendesign kurikulum agar materi yang diberikan kepada siswa terstruktur dan tidak acak-acakan, biasa disebut juga administrasi pendidikan.Ccontoh penggunaannya yaitu pada : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, absen, Layanan evaluasi (cara-cara  memberikan penilaian), yang terkait dengan pengelolaan instruksional.administrasi lebih banyak dilaksanakan diluar kelas daripada didalam kelas.  
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup/bidang garapan yang sangat luas. Secara lebih rinci ruang lingkup adcministrasi pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut :
v  Administrasi tata laksana sekolah
1.      Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
2.      Otorosasi dan anggaran belanja keuangan sekolah
3.      Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah
4.      Masalah perlengkapan dan perbekalan
5.      Keuangan dan pembukuannya
v  Administrasi personel guru dan pegawai sekolah
1.      Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2.      Organisasi personel guru-guru
3.      Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru
4.      Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru
5.      Inservice training dan up-grading guru-guru
v Administrasi peserta didik
1.      Organisasi dan perkumpulan peserta didik
2.      Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik
3.      Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik
4.      Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling)
v Supervisi pengajaran
1.      Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya.
2.      Usaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik
3.      Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
v Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
1.    Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran:
2.    Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi,  sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah.
3.    Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya. Dalam hal ini, guru dalam mengajar harus selalu berpedoman pada kurikulum agar materi yang disampaikannya tidak menyimpang dengan apa yang diharapkan dalam pendidikan. 
v Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah
Dalam pendirian sekolah harus dipikirkan matang-matang terlebih dahulu akan dimana sekolah itu didirikan dan bagaimana rencana pembangunan sekolah itu, bagaimana bentuk bangunannya dan lain sebagainya yang berkaitan dengan pendirian dan perencanaan bangunan sekolah. Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal apa saja yang berkaitan dengan pendirian dan perencanaan bangunan sekolah, antara lain:
1.      Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan
2.      Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah
3.      Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan olah raga,dan sebagainya.
4.      Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lainyang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinyu.
5.      Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan.
v Hubungan sekolah dengan masyarakat
Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawatan-jawatan lain dan hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan bagi kedua belah pihak.Contohnya: sekolah menjalin hubungan dengan pihak kelurahan dimana sekolah itu berada, dalam acara lulusan pihak sekolah mengundang orang tua siswa untuk menghadiri acara kelulusan tersebut.
Ø Layanan bantuan/ bimbingan
Bimbingan Konseling
Bimbingan adalah Proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga men-capai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial)”.
Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling
ü fungsi pemahaman
     Memahami Karakteristik/Potensi/Tugas-tugas perkembangan Peserta didik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/realistik
ü fungsi preventif
     Memberikan Layanan orien-tasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yg patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah.
ü fungsi pengembangan
     Memberikan Layanan Bimbingan untuk Membantu Peserta didik Mampu Mengembangkan potensi dirinya/Tugas-tugas perkembagannya
ü fungsi kuratif
     Membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi,sosial, belajar,atau karir).
D.Permasalahan yang Muncul dalam layanan instruksional, administrasi dan bimbingan
Ø Masalah layanan instruksional
Contoh:  guru menyampaikan materi tentang tumbuhan dikotil dan monokotil kepada siswanya. Dalam penyampaiannya guru sudah menyampaikan materi dengan baik, metodenya juga bervariatif, namun siswanya belum memahami materi yang disampaikan secara utuh. Inilah tugas guru untuk menganalisis apa yang menjadi masalah kenapa siswa belum juga paham dengan materi yang disampaikan. Guru harus bisa mengerti apakah masalah itu berkaitan dengan masalah pengajaran atau manajemen kelas. Jadi, sebagai seorang guru harus paham betul apa masalah yang sedang dihadapi oleh siswanya karena hal ini sangat berkaitan dengan kualitas pendidikan untuk ke depannya.
Ø Masalah layanan adminitrasi
Contoh : Penerimaan siswa baru, para guru aktif dalam mendata atau mengkoordiner calon siswa/siswi baru dalam mengisi sebuah formulir pendaftaran. Namun, kadang kala ada masalah yang muncul dalam hal penerimaan siswa baru, antara lain: ketidakadilan dalam menerima siswa, misalnya karena masalah finansial siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak bisa diterima menjadi siswa baru dalam sekolah yang bersangkutan padahal siswa tersebut pintar. Guru tidak boleh bertindak demikian, jangan memandang orang hanya dari segi finansialnya saja. Contoh realnya : dahulu waktu saya masuk ke SMA, ada beberapa siswa yang tidak diterima namun dapat sekolah di SMA ku. Awalnya, saya juga kebingungan , anak itu sudah dinyatakan tidak diterima, namun bisa sekolah dan ikut MOS. Setelah ditelaah lebih lanjut ternyata ada keganjalan pada layanan administrasinya.
Ø Masalah layanan bantuan/bimbingan
Misalkan: Dalam suatu kelas terdapat anak yang suka mencontek dan mengganggu temannya. Hal ini, sangat mengganggu ketentraman kelas dan mengganggu siswa yang lain. Mereka merasa tidak tenang dengan ulah dia di dalam kelas. Nah, inilah tugas guru agar anak tersebut bisa hidup rukun dengan temannya sehingga tercipta kondisi kelas yang damai dan tenteram.
E. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dari masalah di atas
v  Masalah layanan instruksional
Upaya pemecahan masalah di atas adalah guru harus enyelidiki, menganalisis, menelaah lebih dalam apa yang dialami siswanya kenapa mereka belum juga paham penjelasan guru padahal guru sudah menjelaskan dengan sejelas-jelasnya. Guru harus mengetahui apakah masalah yang diderita muridnya itu masalah pengajaran atau manajemen kelas. Mungkin masalah yang diderita anak adalah masalah manajemen kelas karena pengajaran yang dilakukan guru sudah maksimal. Kalau masalah manajemen kelas, berari guru harus mengusahakan lebih baik lagi mengatur kondisi kelasnya agar pengajaran dan manajemen kelas berjalan secara seimbang.
v  Masalah layanan administrasi
                        Upaya penyelesaian masalah administrasi di atas adalah sebagi seorang guru harus jujur dan berlaku adil, tidak meandang siswanya hanya dari segi finansial saja namun lihat kualitasnya. Sikap jujur juga merupakan salah satu kompetensi personal guru yang seharusnya dipatuhi dan diwujudkan. Untuk masalah finansial, saya rasa guru juga sudah mengetahui apa resikonya jika dia bertindak demikian. Selain itu, sebagai seorang guru juga tidak boleh mementingkan finansial semata karena guru juga sudah memiliki gaji pokok yang apabila dikelola secara benar pasti akan bermanfaat dan cukup. Jadi, pada intinya guru harus bertindak sejalan dengan kompetensi personal yang seharusnya dimiliki dalam dirinya.


v  Masalah layanan bantuan/bimbingan
            Upaya untuk mengtasi masalah yang sudah dijelaskan pada point ke-4, maka pemecahannya adalah guru sebagai pembimbing siswa harus membimbing sisayang mencontek dan senang mengganggu siswa yang lain dengan cara :
1.    Melakukan pendekatan dengan anak tersebut
2.    Menyelidiki apa masalah dibalik masalah dia bertindak demikian
3.    Mencari solusi dari permasahannya itu, bila diperlukan meminta bantuan orang tua siswa maupun teman dekatnya.
4.    Setelah diketahui masalahnya, guru sebaiknya memberikan bimbingan yang bermutu sehingga anak bisa belajar lebih giat lagi agar tidak senang mencontek. Untuk masalah mengganggu temannya, mungkin ini adalah karakter anak yang suka mengganggu padahal sebenarnya ia ingin dekat dengan teman yang lain. Nah, dengan cara mengganggu, dia mencoba menarik perhatiannya itu agar tertuju padasi dia.
5.    Jika anak masih bertindak demikian, guru harus tetap berjuang dan berusaha agar anak sadar apa yang dilakukannya tidak benar.
6.    Guru juga bisa berdoa agar muridnya segera sadar.
7.    Mengambil hikmah yang dapat dipetik dari masalah yang dihadapinya.





BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
   Dari pembahasan materi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa guru dapat dikatakan sebuah profesi karena menjadi seorang guru dituntut suatu keahlian tertentu (mengajar, mengelola kelas, merancang pengajaran) dan dari pekerjaan ini seseorang dapat memiliki nafkah bagi kehidupan selanjutnya. Guru yang profesional adalah guru yang kompeten menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan tinggi. Sikap dan kinerja seorang guru harus benar-benar mencerminkan bahwa ia adalah pahlawan yang berbudi mulia dan luhur.
Ruang lingkup layanan guru ada tiga macam, yaitu layanan administrasi pendidikan, layanan instruksional dan layanan bantuan/ bimbingan. Ketiga layanan ini merupakan layanan yang harus diberikan oleh guru kepada siswanya sehingga siswa merasa bangga dan senang manjalani dunia sekolah dengan berbagai fasilitas yang diberikan oleh guru dan sekolah. Namun, tidak terlepas dari pemberian layanan, adakalanya layanan ini kurang memuaskan sehingga memunculkan adanya masalah baru yang mengganjal di hati siwa maupun pendidik. Sekilas contoh masalah dan upaya pemecahannya sudah dijelaskan dalam pembahasan.
B. Saran
   Adapun saran dari pihak penulis adalah guru sebagai pembangun generasi muda harus ikhlas membangun jiwa para generasi muda dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimilikinya. Menjadi seorang guru adalah tugas yang mulia karena memberikan ilmu kepada orang yang membutuhkannya. Mengingat hal ini, negara kita pada saat ini sangat membutuhkan jiwa-jiwa pemberani untuk membangun bangsa dan negara. Untuk itu, sangat membutuhkan guru-guru yang profesional dan benar-benar merupakan panggilan jiwa untuk menjadi seorang guru, bukan guru yang hanya berbicara teorinya saja. Indonesia sangat membutuhkan perubahan terutama dalam bidang pendidikan. Jadi, guru harus lebih mengutamakan tindaan dan bukti, bukan hanya teori saja sedangkan prakteknya nol. Sebagai mahasiswa juga harus belajar sungguh-sungguh sehingga kelak apabila sudah menjadi seorang guru bisa memberikan ilmunya dengan ikhlas kepada muridnya dan tidak melakukan diskriminasi kepada muridnya.


No comments:

Post a Comment

KONEKSI ANTAR MATERI KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

  Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang sangat pantas mendapatkan julukan sebagai Bapak Pendidikan. Beliau tidak pernah merasa putus asa u...