Wednesday, March 26, 2014

Flash Fiction

Pupus
Sejuta kata telah kurangkai dalam barisan melodi indah hanya untukmu. Kutulis sepucuk surat cinta yang mewakili sejuta kasih asmara jiwaku. Kata-kata romantis dan penuh makna terukir di dalamnya.Kutitipkan surat itu kepada sahabat penamu. Sehari, dua hari, seminggu dan sebulan belum ada balasan. Tepat hari pertama di awal bulan, baru kau titipkan surat balasan untukku. Betapa senangnya hati ini yang telah menunggu lama.  Namun, rasa senangku  hanya sesaat dan seketika berubah menjadi kecewa, saat kubaca surat itu. Kau hanya menuliskan “ Tolong jangan ganggu kehidupanku lagi, sudah ada hati yang harus aku jaga.”

Kakak Kelas.
Berawal dari duduk sebangku waktu ujian semesteran. Tiga hari pertama begitu cengang dan sepi rasanya. Tak ada perbincangan sedikitpun yang terucap, seolah aku tak ada di sampingnya. Aku tetap bertahan dengan sikapnya yang dingin. Hari keempat, dia memanggilku untuk yang pertama kalinya. “ Dek, tolong panggilkan temenku itu ?’’ tercengang kumendengarnya. Aku hanya mengangguk saja. Sejak saat itu, aku dan dia mulai sering bantu membantu.
Hari terakhir ujian, dia bertanya sesuatu yang di luar pikiranku.
“ Dek, boleh minta nomor hapemu?”
“Hah” Spontan kukatakan itu. Aku terdiam setengah mati.

Parkiran sepeda
Tempat yang menjadi saksi bisu cinta terpendamku dan Galih. Tiap pagi, sebelum anak-anak yang lain sampai di sekolah, dia sudah lebih dulu duduk di bangku panjang depan kelasnya. Entah apa motifnya, yang jelas tiap kali kuparkir sepeda dia selalu menatapku tak henti-hentinya. Senyuman manis menghiasi wajahnya yang penuh harapan. Aku membalasnya dengan senyuman yang masih malu-malu kucing. Semakin berganti hari, decak kagum padanya tak bisa kumusnahkan. Aku mulai mencari sosoknya saat dia tak ada di bangku itu.  m

PILU.
“ Apakah di kelas ini ada yang bernama Andin?”Tanya guru BK.
“ Iya, pak saya Andin. Ada apa Pak?”
“ Kamu ikut bapak sekarang.” Nada suara guru BK yang lumayan tinggi membuat jiwanya ketakutan. Ditambah gojakan teman sekelasnya yang semakin melemahkan langkahnya menuju ruang BK.
“ Andin” Suara lemah lembut menghentikan langkahnya di depan pintu ruangan.
“ Mamah” Ucap Andin pada sesosok wanita paruh baya di kursi kayu ruang BK.
Keduanya saling menangis dan berpelukan melepas kerinduan selama sepuluh tahun tak bertemu. Guru BK hanya terdiam dan menatapnya penuh haru.

Malu.
“ Dita, tunggu. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu penting.” ucap farid dengan tergesa-gesa.
““ Aku tak punya waktu maaf. Aku buru-buru soalnya. “ Balas Dita sembari melangkahkan kakinya ke tempat parkiran. Dia sudah berpikiran kalau Farid akan mengungkapkan perasaan padanya. 
“ Aku cuma mau ngomong kalau buku kita ketuker tadi. “
Seketika wajah Dita pucat pasi menahan rasa malunya.

Salah.
Di depan laboratorium IPA, Fajar sedang mondar mandir ke sana ke mari dengan wajah galaunya. Sesekali dia jongkok lalu berdiri lagi.
“ Bro, galau banget kelihatannya?” Sapa Anggit.
“ iya” Fajar jongkok dengan menahan tubuhnya di tembok laboratorium..
“ Ada apa ? Masalah dengan Nia lagi. Udah cewe kaya dia gak usah diurusin. Masih banyak yang lebih baik darinya.” ucap Anggit sembari meyakinkan Fajar.
“ Siapa juga yang mikirin Nia. Aku galau karena dari tadi nyari sepatuku gak ketemu-ketemu. Jelas.”Tuturnya keras



Jadi kamu
Setiap hari minggu pagi pasti nomor misterius itu menelponku. Seperti teroris dunia maya. Dari suaranya terdengar jelas dia itu cowo. Dia sangat mengetahui keseharianku.. Anehnya kalau hari-hari aktif sekolah tak ada kabar sama sekali darinya. Siapa dia ? aku tak tahu.
Hubungan kami berjalan hingga sebulan penuh dan aku masih belum mengetahui siapa dia. Hanya ada sebuah dugaan di benakku kalau dia itu Agus temen sekelasku. Tapi, gak ada bukti. Sikapnya yang dingin di kelas membuatku kebingungan. Hingga akhirnya, teman sebangkunya memberitahuku kalau memang selama ini yang mendekatiku itu Agus. Bener dugaanku. 

Surprise
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba laboratorium TIK gelap gulita tanpa cahaya. Suara jeritan teman-teman cewekku semakin mendarah daging. “ Mungkin ini hanya mati listrik” Pikirku tenang. Aku berdiri dan berjalan mencari sedikit cahaya. Dari arah belakang,  ada seseorang  yang menarik tanganku ke depan ruangan. Kegelapan membuatku tak mempu mengenalinya. Kuberjalan mengikuti langkahnya. Tepat di depan layar, dia menatapku , memegang erat tanganku dan seketika itu pula projektor menyala. Nampak sebuah gambar hati dan tulisan bergoyang-goyang di depan mataku. “ Nayla, maukah kau jadi kekasihku? Aku sayang kamu.” Ucapannya yang sama persis dengan tulisan di layar.

You
Doni duduk sendirian di bangku pojok paling belakang. Setiap harinya dia duduk termenung tanpa banyak kata-kata. Kebiasaannya saat pelajaran adalah menggambar. Kami tak tahu karena dia tipe orang yang sulit bergaul. Suatu ketika, Bu Feni, guru PKn memergokinya menggambar pada saat pembelajarannya. Segera Bu Feni membawa Doni ke depan kelas dan memperlihatkan gambar doni.
“ Seorang gadis berkerudung dengan lesung pipit  di pipi kanannya dan mirip sekali dengan Desi, teman sekelasku juga.”
Saat ditanya oleh bu Feni, dia menjawab gambar itu adalah jelmaan gadis pujaanku, Desi.
Desi tersipu malu dan menatap Doni dengan mata berkaca-kaca penuh keharuan.

23
Angka yang membuatku trauma akan masa lalu yang begitu menyakitkan. Di tanggal itu, kau ungkapkan sebuah hal yang tak sanggup kumendengarnya.
“ Cukup sampai di sini saja kau mengharapkanku, aku sudah menaruh hatiku pada cewe yang pantas menerimanya. Jangan kau terus begini menahan perih yang tak ada akhirnya. “
Hanya butiran air mata yang bisa kuteteskan. Semua telah berakhir, pupus sudah harapanku padanya. Nafasku berhembus menahan sesak yang kurasakan. Tiga tahun kumengaharapkannya, namun, inilah balasannya, sakit hati yang belum pernah kurasakan. Sejak saat itu, rasa ini seolah  mati tak mampu mencintai cowo lagi.

Candisari
 “Ingat gak, dua tahun lalu pertama kalinya kita bertemu di tempat ini” ucap Danang pada Bintang.
“ Iya, aku inget, saat kita berlomba memperjuangkan nama baik sekolah  dan kita belum saling kenal” balasnya.
“heheh, iya. Lucu ya. Sulit disangka sekarang kita sudah pacaran”
“ hehehe, bener. Takdir itu emang misterius, namun aku bahagia dengan takdir ini. “ ucap Bintang sambil memakan cokelat.
“ Pinter juga ya sekarang. Aku juga senang  kita bisa bertemu lagi di tempat ini dalam status yang beda. Aku yakin kau takdirku yang terindah. “
Ucapan Danang membuat bintang luluhdan berharap semoga tidak hanya ucapan belaka

Angkot Cinta
“Udah jam 6.45 gini belum ada satupun angkot.Huh pasti telat ni. Aduh” Gumam Dinda dengan wajah cemasnya.
Bemenit-menit Dinda telah menunggu angkot di tepi jalan. Keringat dingin bercucuran di wajahnya. Tak lama kemudian, sebuah angkot datang. Langsung saja diserbu olah puluhan pelajar di tepi jalan termasuk Dinda. Sumpek, panas dan desak-desakan.
Angkot berlari kencang dan tiba-tiba mgerem mendadak. Sontak seisi angkot berteriak dan berjatuhan. Namun, seorang cowo yang menarik tangan dinda dan membawa ke arahnya. Dinda menatapnya lebih dalam. Detak jantungnya semakin keras. Waktu seolah berhenti kala itu. Keduanya saling bertatapan penuh makna. Ada cinta di hati Dinda.

Seyum tapi palsu
“Dhek, benarkah kamu Nuri?” Ucap singgih.
“Iya, ka.” Nuri menjawab dengan terbata-bata. Singgih adalah satu-satunya kakak kelas yang dikaguminya dan tiba-tiba mendekatinya. Nuri terkejut setengah mati.
“ Kamu teman sebangkunya Dela kan? Kaka nitip ini ya buat dia, jangan ngomong dari aku ya, ini kejutan buat ulang tahunnya. pliis?” Pintanya.
Sebuah kado terbungkus kertas merah muda. cantik
Nuri semakin terkejut . Orang yang didambakannya mencintai teman sebnagkunya sendiri. Dia menangis dalam hati seolah tak percaya dengan semua ini. Lidahnya tak mampu berucap, hanya anggukan kepala pertanda dia menyetujuinya. Dia tetap terseyum walau hati menangis.
“ terimkasih,Nuri.” Singgih tersenyum leba .


No comments:

Post a Comment

KONEKSI ANTAR MATERI KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

  Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang sangat pantas mendapatkan julukan sebagai Bapak Pendidikan. Beliau tidak pernah merasa putus asa u...