Untukmu
yang tak pernah kupajang fotonya di media sosial, bukan karena aku tak
menganggap kamu ada, tapi karena aku ingin hubungan ini benar-benar memberikan
kejutan untuk teman-teman kita. Aku tak ingin membeberkan banyak hal tentang
kamu, karena aku tak mau dianggap pamer mempunyai kekasih. Dari dulu hingga
sekarang, tidak pernah sekalipun mengunggah foto dengan pacar. Bagiku, itu sama
saja mengenalkan seseorang yang belum halal. Aku tak mau itu...
Aku
hanya berharap suatu saat nanti bisa memajang foto di semua media sosialku
dengan orang yang telah dipilihkan Alloh untukku. Jika itu kamu, aku sangat
bersyukur karena Alloh mengabulkan doaku. Sekali lagi kehendak Alloh lah yang
menentukan jalan hidup umat-Nya.
Aku tidak
ingin memamerkan kekasihku, cukup orang-orang terdekat saja yang perlu
mengetahuinya sebagai saksi kisah cinta kita. Tak perlu seantero dunia maya
tahu, itu gak perlu. Terlalu berlebihan dengan sesuatu yang belum pasti.
Untukmu
yang kini kekasihku dan calon imamku,
Aku masih
teringat waktu itu kamu bilang “kalau
perkataannya anak-anak menjadi kenyataan, bagaimana??”
Waaah..
sebenernya ketika kamu tanya itu, perasaanku mendadak kacau, matapun enggan
terlelap. Sejenak memikirkan aku harus jawab apaa......
Lama
kujawabnya...
Dan kamu
udah gak bales lagi.. Oh nooo...
Kini,
perkataan anak-anak hampir menjadi kenyataan, seperempat atau bahkan separo
kenyataan. Aku semakin percaya kalau perkataan adalah sebuah doa yang
insyaAlloh dikabulkan. Anak-anak telah melantunkan doanya dan dikabulkan oleh-Nya.
Percaya atau tidak percaya, inilah takdir. Tidak ada manusiapun yang tahu
takdir-Nya.
Kamu dan
aku yang belum lama kenal dan hanya lihat-lihatan, ngobrol-ngobrol biasa
setelah ngelesi, bisa menjadi dekat seperti ini. Tak kusangka sekali bisa
seperti ini. Penuh dengan rahasia. Orang yang dekat lama dengan kita, belum
tentu dipilihkan oleh-Nya. Orang yang baru dan belum lama kenal bisa saja
menjadi jodoh. Sudah banyak contohnya.
Kamu..
Andai kamu
tahu aku ingin ngobrol sama kamu lebih lama dari biasanya. Memanfaatkan
detik-detik terakhir sebelum kita terpisahkan jarak yang agak jauh dari saat
ini. Hanya itu. Kalau kuminta menemui bapak ibuku, kamu pasti bilang belum
sanggup. Ok gak masalah, mungkin belum saatnya juga kuperkenalkan. Masih ada
waktu. Menunggu saat yang tepat katamu.
Tak masalah
bagiku, selagi kamu emang niat sama aku. Sayang...
No comments:
Post a Comment