Monday, March 13, 2017

Kekasihku





Untukmu yang tak pernah kupajang fotonya di media sosial, bukan karena aku tak menganggap kamu ada, tapi karena aku ingin hubungan ini benar-benar memberikan kejutan untuk teman-teman kita. Aku tak ingin membeberkan banyak hal tentang kamu, karena aku tak mau dianggap pamer mempunyai kekasih. Dari dulu hingga sekarang, tidak pernah sekalipun mengunggah foto dengan pacar. Bagiku, itu sama saja mengenalkan seseorang yang belum halal. Aku tak mau itu...
Aku hanya berharap suatu saat nanti bisa memajang foto di semua media sosialku dengan orang yang telah dipilihkan Alloh untukku. Jika itu kamu, aku sangat bersyukur karena Alloh mengabulkan doaku. Sekali lagi kehendak Alloh lah yang menentukan jalan hidup umat-Nya.
Aku tidak ingin memamerkan kekasihku, cukup orang-orang terdekat saja yang perlu mengetahuinya sebagai saksi kisah cinta kita. Tak perlu seantero dunia maya tahu, itu gak perlu. Terlalu berlebihan dengan sesuatu yang belum pasti.
Untukmu yang kini kekasihku dan calon imamku,
Aku masih teringat waktu itu kamu bilang “kalau perkataannya anak-anak menjadi kenyataan, bagaimana??”
Waaah.. sebenernya ketika kamu tanya itu, perasaanku mendadak kacau, matapun enggan terlelap. Sejenak memikirkan aku harus jawab apaa......
Lama kujawabnya...
Dan kamu udah gak bales lagi.. Oh nooo...
Kini, perkataan anak-anak hampir menjadi kenyataan, seperempat atau bahkan separo kenyataan. Aku semakin percaya kalau perkataan adalah sebuah doa yang insyaAlloh dikabulkan. Anak-anak telah melantunkan doanya dan dikabulkan oleh-Nya. Percaya atau tidak percaya, inilah takdir. Tidak ada manusiapun yang tahu takdir-Nya.
Kamu dan aku yang belum lama kenal dan hanya lihat-lihatan, ngobrol-ngobrol biasa setelah ngelesi, bisa menjadi dekat seperti ini. Tak kusangka sekali bisa seperti ini. Penuh dengan rahasia. Orang yang dekat lama dengan kita, belum tentu dipilihkan oleh-Nya. Orang yang baru dan belum lama kenal bisa saja menjadi jodoh. Sudah banyak contohnya.
Kamu..
Andai kamu tahu aku ingin ngobrol sama kamu lebih lama dari biasanya. Memanfaatkan detik-detik terakhir sebelum kita terpisahkan jarak yang agak jauh dari saat ini. Hanya itu. Kalau kuminta menemui bapak ibuku, kamu pasti bilang belum sanggup. Ok gak masalah, mungkin belum saatnya juga kuperkenalkan. Masih ada waktu. Menunggu saat yang tepat katamu.
Tak masalah bagiku, selagi kamu emang niat sama aku. Sayang...


No comments:

Post a Comment

KONEKSI ANTAR MATERI KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

  Ki Hajar Dewantara merupakan sosok yang sangat pantas mendapatkan julukan sebagai Bapak Pendidikan. Beliau tidak pernah merasa putus asa u...